Sabtu, 18 Agustus 2012

Ramadhan Story (The Last Day) Chapter 2 end.


HARI TERAKHIR

Sekarang Ramadhan sudah mencapai hari ke-30 (bagi yg mengawali Ramadhan tangal 20 Juli 2012) dan hari ke-29 (bagi yg mengawali Ramadhan tangal 21 Juli 2012).

Bagi warga Muhammadiyah dan sebagian masyarakat negeri ini akan merayakan hari Raya Idul Fitri esok hari. Sedangkan warga NU dan masyarakat Indonesia lainnya masih akan menunggu hasil sidang isbat dari pemerintah yang akan menentukan tanggal 1 Syawal. Semoga lebaran kali ini kita bisa melaksanakannya secara bersama-sama, seandainya masih ada yang berbeda mari kita saling harga menghargai satu sama lain.

Seiring dengan itu, kesibukan menyambut hari kemenanganpun makin terlihat. Jalananpun sudah mulai mengalami kemacetan arus kendaraan. Pasar-pasarpun semakin ramai, mulai dari toko pakaian, sepatu/sandal, sampai toko-toko yang menjual berbagai macam kue lebaran.
    


Hari terakhir berpuasa identik dengan takbiran kemenangan. Gema takbir hari raya sudah mulai terdengar di setiap sudut kota  terutama para penjual kaset/cd. Bahkan tidak jarang di setiasp kendaraan termasuk kendaraan umum, juga terdengar gema takbir.

Banyak hal yang dilakukan masyarakat pada saat malam takbiran, mulai dari takbiran bersama di mesjid-mesjid dan mushalla-mushalla, pawai keliling kampung/kota, bahkan ada yang merayakannya dengan menyalakan kembang api.


Tidak untuk para ibu-ibu, mereka menyambut malam takbiran dengan kesibukan di dapur. Benar, para ibu sibuk mempersiapkan tetek-bengek untuk menyambut hari raya esok hari. Mulai dari mempersiapkan kue-kue lebaran, lauk pauk, ketupat lebaran, sambai beres-beres rumah untuk menyambut tamu di hari raya esok hari.

Mari sambut hari kemenangan dengan saling berma’afan dan bersilaturrahmi dengan sanak saudara untuk mempererat ukhwah diantara kita bersama. Semoga kita bisa bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun berikutnya. Amin Ya Rabbal’alamin.


Sabtu, 04 Agustus 2012

Ramadhan Story (in memories) Chapter 1


BUKU AGENDA RAMADHAN
Setiap bulan Ramadhan bagi para pelajar mulai dari pelajar tingkat SD sampai tingkat SLTA, merupakan bulan untuk mencatat ceramah agama. Setiap tahunnya pihak sekolah akan memberikan tugas kepada siswanya untuk mencatat ceramah agama selama bulan Ramadhan, yang nantinya catatan ini akan dikumpulkan kembali ketika awal sekolah setelah libur lebaran.



Ternyata kegiatan mencatat ceramah agama oleh siswa sekolah seperti sekarang ini, sudah lama diberlakukan. Menurut Ayah saya dulu beliau juga pernah melakukan kegiatan serupa saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kalau tidak salah sekitar tahun 70-an. Pada saat itu masih untuk Kota Madya Bukittinggi, sedangkan untuk daerah sekitaran Bukittinggi masih belum diberlakukan.

Mencatat ceramah agama pada bulan Ramadhan setiap malamnya, mengingatkan saya akan kisah saya dulu, ketika saya juga mendapat kewajiban mencatat ceramah agama di bulan Ramadhan. Mendekati bulan Ramadhan saya dan teman-teman mulai “berburu” agenda Ramadhan ke toko buku-toko buku terdekat, dan pada saat itu pulalah buku agenda Ramadhan merupakan barang yang paling dicari dan paling laris saat itu atau lebih tepatnya saat mendekati bulan Ramadhan.

Pada malam Ramadhan tepatnya pada saat ustadz memulai ceramah agamanya, saya dan teman-teman mulai sibuk menyiapkan diri untuk mencatat. Biasa kami akan duduk tepat di depan meja tempat ustadz menyampaikan ceramah agamnya. Disanalah kami akan nongkrong bareng sambil mencatat isi dari ceramah yang disampaikan oleh sang ustadz.

Sebenarnya tidak semua kami yang mencatat ceramah agam tersebut, hanya beberapa saja yang pada dasarnya memang rajin mencatat. Sedangkan selebihnya hanya mencatat sebatas judul saja, mereka akan sibuk menyalin atau mencatat ulang dari catatan teman mereka pada saat orang sudah shalat tarawih.

Setelah shlat tarawih dan witir maka kami pun akan berebutan menemui ustadz yang berceramah untuk meminta beliau memberikan tanda tanganbeliau di buku agenda ramadhan kami.

Sampai saat sekarang ini kegiatan semacam itu masih berlaku, bahkan saya perhatikan tingkah polah para siswa-siswa sekarang tidak jauh bebeda dengan saya dan teman-teman saya dulu.

Agenda Ramadhan sebenarnya mengajar para siswa untuk rajin beribadah, baik ibadah wajib seperti shalat 5 waktu dan puasa maupun ibadah sunat seperti shalat tarawih. Karena didalam agenda ramadhan itu juga terdapat kolom untuk mengisi ibadah harian, mulai dari puasa, shalat 5 waktu, tadarus, tarawih, bahkan infaq dan sadakah juga ada.

Itulah sepenggal kisah dibulan Ramadhan yang mengingatkan saya akan kenangan dan perilaku-perilaku konyol saya semasa kecil dulu di bulan Ramadhan.

Blogger templates